1. Tentukan tema.
Semua masalah bisa diangkat menjadi feature
radio. Mulai dari masalah sosial, personal, politik, ekonomi, budaya
dll. Tidak ada batasan tema apa yang bisa atau tidak bisa dijadikan
bahan feature. Yang penting, bisa disajikan dengan sangat menarik!
2. Tentukan sudut pandang (angle).
Sebuah tema bisa diulas dari 1001
macam sudut pandang. Kreativitas pembuatan feature berawal dari
pemilihan tema dan penentuan sudut pandang.
3. Pastikan data-data pendukung bisa dikumpulkan (riset).
Riset ini
menjadi salah satu kunci keberhasilan sebuah liputan. Apalagi feature
yang berdurasi lebih panjang dibanding program informasi lainnya. Di
negara maju, radio-radio menampilkan feature berdurasi rata-rata 30
menit sampai 60 menit. Di Indonesia, sebagian besar baru mampu membuat
feature dengan durasi 5 – 10 menit saja.
4. Tentukan narasumber dan waktu wawancara.
Pastikan narasumber adalah
sumbe utama dalam tema ini bukan narasumber kedua atau malah hanya
pengamat saja (narasumber ketiga). Narasumber akan berpengaruh terhadap
bobot feature Anda.
5. Siapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber.
Jangan pernah sekali-sekali sombong dengan tidak menyiapkan daftar
pertanyaan.
6. Pilih suara-suara atau bunyi atau musik yang akan dijadikan pelengkap
feature.
Tentukan sejak awal, bahkan sebelum naskah dibuat.
7. Pastikan suara/bunyi dan musik tersebut dapat diperoleh.
Jangan
pernah mencampuradukan suara/bunyi yang dibuat-buat seolah asli dari
narasumber/peristiwa. Misalnya kejadian bom Bali, Anda memilih bunyi bom
yang mudah dicari di internet atau dari film. Bila suara bom itu yang
Anda pilih tanpa memberitahu pendengar bahwa suara itu bukan suara bom
Bali, maka Anda telah membohongi publik. Demikian pula pemilihan musik
latar feature tersebut, tidak boleh sembarangan.
8. Kumpulkan seluruh bahan-bahan selengkap mungkin.
9. Buatlah naskah berdasarkan tema, sudut pandang, hasil riset, hasil
wawancara dan suara/bunyi pendukung.
Kadang ada juga yang sudah membuat
naskah (draft/naskah kasar) terlebih dahulu.
10. Pilih insert (potongan suara narasumber).
Pastikan insert yang
terpilih adalah yang terbaik (patokannya: penting atau sangat menarik).
11. Panjang insert harus dibatasi.
Patokannya: begitu kuping merasa
bosan mendengar suara insert itu, segera potong. Biasanya paling panjang
1 menit. Rata-rata 30 detik saja.
12. Bacalah keras-keras naskah yang sudah dibuat.
Jangan pernah merasa
naskah Anda sudah sempurna. Pasti akan ada revisi dan perbaikan. Dibaca
keras berfungsi sebagai: 1. Editing buat telinga karena begitu telinga
mengatakan tidak enak didengar berarti naskah itu harus diganti. 2.
Sharing kepada orang disekitar Anda, yang diharapkan akan memberikan
feedback kalau naskah Anda keliru.
13. Rekam suara (voice over).
Pilih suara yang cocok untuk feature
tersebut. Tidak semua narator cocok untuk feature dengan tema tertentu
(misalnya tema yang bersifat sedih, gembira atau sinis).
14. Gabungkan (miksing) vo dengan insert dan suara pendukung.
15. Berkreasilah! Manjakan telinga pendengar Anda dengan feature
tersebut.
Seorang yang bersifat perfeksionis pasti akan lama memiksing
sebuah karya feature radio. Seperti melukis, membuat feature radio juga
membutuhkan pengerahan daya dan upaya yang kreatif. Tapi ingat, setiap
feature radio selalu dibatasi oleh durasi dan deadline!
sumber http://dodimawardi.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar